Saya cukup sering pakai Traveloka buat tiket dan hotel. Waktu itu saya sempat coba fitur PayLater karena butuh fleksibilitas kas—ya ampun, kadang cashflow memang suka ngaco mendekati tanggal gajian. Banyak yang nanya, “Aman nggak sih pinjam uang di Traveloka PayLater?” Di tulisan ini, saya rangkum pengalaman saya, plus beberapa catatan penting yang perlu kamu tahu biar nggak kejebak biaya.
Catatan: tulisan ini bukan sponsor. Menurut saya, PayLater cocok untuk yang disiplin bayar tepat waktu. Kalau kamu gampang impulsive buying, mending pikir-pikir.
Apa itu Traveloka PayLater
Singkatnya, Traveloka PayLater (TPayLater) adalah fasilitas cicilan tanpa kartu kredit yang dipasok oleh PT Caturnusa Sejahtera Finance (perusahaan pembiayaan berizin OJK) dan sejak awal peluncuran juga pernah berkolaborasi dengan Danamas (P2P terdaftar OJK). Setahu saya, limit bisa sampai Rp50 juta dengan tenor 1–12 bulan. Bunga bulanan yang saya temui berada di kisaran sekitar 2,25%–4,78% flat per bulan tergantung profil dan promonya.
Menurut saya, kuncinya ada di disiplin bayar: bunga flat itu terasa enteng kalau kamu cicil singkat, tapi bisa mahal kalau tarik tenornya panjang.
Limit dan tenor
- Limit awal saya waktu itu kecil (sekitar beberapa juta) dan naik seiring histori pembayaran.
- Tenor yang tersedia umumnya 1–12 bulan.
- Minimal transaksi biasanya Rp50 ribu, dan opsi cicilan muncul saat nilai transaksi ≥ Rp500 ribu.
Pengalaman pribadi, kenaikan limit itu nggak instan. Saya perlu beberapa bulan transaksi lancar baru terasa naik.
Apakah aman? Status izin & mitra
Menurut saya, ini poin paling menenangkan: penyedia pembiayaannya adalah PT Caturnusa Sejahtera Finance (multifinance berizin dan diawasi OJK). Sejarahnya, PayLater Traveloka juga digarap bareng Danamas (LPBBTI/P2P berizin OJK). Dari sisi legal, ya aman. Tapi aman bukan berarti bebas risiko—risikonya ada di perilaku belanja dan telat bayar.
Syarat & dokumen (versi yang saya lihat saat ini)
- Usia pendaftar umumnya 21–70 tahun.
- Dokumen: KTP dan selfie dengan KTP.
- Proses persetujuan relatif cepat (dulu saya kurang lebih satu jam sampai aktif).
Kalau kamu di bawah rentang usia tersebut, besar kemungkinan ditolak otomatis. Regulasi soal paylater juga makin ketat belakangan ini, jadi jangan kaget kalau ada tambahan verifikasi.
Cara daftar singkat
- Buka aplikasi Traveloka, masuk ke travelokaPay → PayLater/TPayLater.
- Isi data diri, unggah foto KTP dan selfie.
- Tunggu verifikasi; jika disetujui, kamu dapat limit awal (umumnya mulai dari jutaan rupiah).
Cara pakai saat checkout
- Di halaman pembayaran, pilih PayLater.
- Pilih tenor: Bayar di akhir bulan atau cicilan (kalau nominalnya memenuhi).
- Konfirmasi, lalu masukkan kode OTP yang dikirim ke nomor ponsel.
Selalu cek ringkasan tagihan sebelum menekan tombol final. Pengingat klasik tapi krusial.
Virtual Number (buat belanja di luar Traveloka)
Ini fitur menarik: kamu bisa mengajukan Virtual Number, semacam nomor kartu kredit sementara untuk belanja online di luar Traveloka. Pengalaman saya, nomor virtualnya berlaku singkat (beberapa menit saja) demi keamanan, jadi siapkan keranjang belanja dulu baru aktifkan VN.
Tidak semua akun otomatis dapat akses fitur ini. Biasanya bergantung skor kredit internal dan histori pembayaran. Makin rapi kamu bayar, makin besar peluangnya.
Bunga & biaya
- Bunga flat per bulan: setahu saya berada di kisaran ~2,25%–4,78%.
- Denda telat bayar: umumnya 5% dari sisa tagihan yang belum dibayar.
Saya pernah telat sehari—loh, dendanya langsung terasa. Sejak itu saya pasang pengingat di kalender plus auto-reminder di aplikasi. Saran saya, kalau mau hemat: pilih tenor pendek dan bayar before due date.
Skor & level akun
TPayLater mengelompokkan pengguna ke beberapa level (misal: Primary, Priority, Privilege) dengan sub-level. Naik-turunnya level dipengaruhi frekuensi transaksi dan ketepatan bayar. Level lebih tinggi biasanya memudahkan kenaikan limit dan akses fitur seperti Virtual Number.
Hati-hati: level juga bisa turun kalau kamu sering telat atau jarang pakai. Pernah kejadian ke saya, sempat turun satu tingkat waktu saya pause beberapa bulan.
Penagihan kalau telat (apakah ada DC lapangan?)
Menurut saya, pola umumnya begini:
- Reminder: SMS/notifikasi jelang jatuh tempo.
- Desk collection: telepon/WA/email kalau lewat tanggal.
- Field collection: kunjungan lapangan bisa terjadi kalau kamu lama menunggak atau sulit dihubungi.
Selama berizin OJK, praktik penagihan mestinya mengikuti kode etik. Tapi tetap, dikunjungi kolektor itu nggak enak sama sekali. Hindari telat lebih dari 30 hari—risikonya bisa masuk catatan negatif di SLIK dan menyulitkan pengajuan kredit lain.
Opsi keringanan
Setahu saya, ada opsi pengajuan keringanan (restruktur) untuk kondisi tertentu. Namun sifatnya pengajuan—bisa diterima, bisa ditolak. Jangan bergantung, lebih baik susun rencana bayar dari awal.
Cara bayar tagihan
- Transfer/VA sesuai instruksi di aplikasi.
- Biasakan bayar lebih awal (H-1 atau H-2) supaya aman dari kendala teknis.
Kebiasaan kecil yang menyelamatkan dompet.
Traveloka PayLater Card (co-brand BRI x Traveloka)
Selain PayLater reguler, ada Traveloka PayLater Card (kartu kredit co-brand) yang—menurut pengalaman teman saya—ditawarkan hanya ke pengguna terpilih.
Beberapa poin yang saya catat:
- Tanpa iuran tahunan (lifetime).
- Visa: bisa dipakai online/offline di jutaan merchant.
- Poin: bonus pertama kali transaksi bisa sampai 100.000 Poin; lalu 500 Poin per setiap Rp100.000 transaksi.
- Limit mulai dari jutaan rupiah; keputusan relatif cepat selama syarat terpenuhi.
- Umumnya bunga kartu lebih rendah dibanding bunga PayLater biasa.
Kalau kamu sering transaksi, kartu ini menarik karena integrasi ke aplikasi Traveloka jadi rapi: cek limit, tagihan, sampai insight pengeluaran.
Plus-minus menurut saya
Kelebihan
- Proses cepat, integrasi mulus di ekosistem Traveloka.
- Limit bisa tumbuh kalau histori bagus.
- Ada Virtual Number untuk belanja di luar Traveloka.
- Opsi kartu co-brand BRI untuk jangkauan pembayaran lebih luas.
Kekurangan
- Bunga bulanan bisa terasa mahal di tenor panjang.
- Denda telat 5% itu pedih.
- Berisiko memicu belanja impulsif kalau kamu nggak disiplin.
- Peluang dikunjungi kolektor saat gagal bayar (nggak nyaman dan meresahkan).
Tips hemat versi saya
- Pakai tenor sesingkat mungkin. Semakin pendek, semakin kecil total biaya.
- Pasang pengingat. Reminder H-3, H-1, dan di hari H.
- Batasi penggunaan. Maksimumkan untuk kebutuhan produktif (tiket kerja, alat kerja), bukan impulse buy.
- Cek biaya sebelum klik bayar. Baca baik-baik ringkasan cicilan.
- Simulasikan worst case. Kalau penghasilan telat seminggu, kamu masih aman bayar?
Kesimpulan
Aman secara regulasi—dikelola entitas berizin OJK—tapi tetap ada biaya dan risiko. Traveloka PayLater cocok buat kamu yang butuh fleksibilitas jangka pendek dan disiplin bayar tepat waktu. Kalau kamu tipe yang mudah khilaf, jujur saja, lebih aman pakai uang tunai atau kartu debit.
Pada akhirnya, cocok atau nggak itu keputusanmu. Saya hanya berbagi pengalaman plus angka-angka kunci supaya kamu bisa menilai dengan lebih tenang.
Catatan akhir: Detail bunga, poin bonus, dan kebijakan internal bisa berubah. Saya sarankan selalu cek informasi terbaru di aplikasi sebelum memutuskan menggunakan layanan ini.
