Saya ini termasuk orang yang senang ngoprek dan mencoba berbagai aplikasi keuangan.
Sekitar pertengahan bulan September tahun 2025 lalu, saya putuskan mendaftar Yup. Prosesnya lumayan cepat, dan saya dapat limit awal Rp 5.000.000.
Sejak itu, saya sudah beberapa kali pakai limitnya untuk bayar ini-itu, termasuk tarik tunai. Jadi, tulisan ini murni pengalaman pribadi saya, ya.
Bukan endorse atau sponsor, cuma catatan dari saya yang kebetulan hobi menjajal fintech.
Jadi, Apa Itu Yup Sebenarnya?
Kalau kamu tanya saya, jawaban gampangnya: Yup itu aplikasi paylater alias beli sekarang bayar nanti.
Tapi, kalau kita lihat di situs resminya, mereka menjelaskannya sedikit lebih teknis. Yup memosisikan diri sebagai platform yang menghubungkan kita (pengguna) dengan lembaga jasa keuangan (yang punya izin OJK) untuk dapat layanan paylater.
Singkatnya, Yup itu semacam agregator atau perantara.
Waktu kita daftar, data kita diverifikasi dan dinilai kelayakannya oleh mitra mereka. Tapi tenang, prosesnya otomatis dan cepat di belakang layar. Buat kita sebagai pengguna, rasanya ya kayak daftar di Yup aja.
Fitur Utama yang Saya Coba
Yup ini muncul sebenarnya sudah agak telat, sekitar akhir 2021, pas aplikasi sejenis sudah menjamur. Tapi mereka punya beberapa fokus utama.
Yup PayLater (via QRIS)
Ini layanan utamanya. Kita bisa belanja sekarang, bayarnya nanti. Pilihan tenornya ada yang bayar bulan depan (biasanya 30 harian), atau cicilan 3, 6, sampai 12 bulan.
Yang bikin beda dan (menurut saya) jadi nilai jual utamanya adalah: bisa dipakai di merchant mana saja yang terima QRIS.
Ini beda sama paylater lain yang seringnya terbatas di merchant yang kerja sama aja. Yup menjanjikan limit sampai 100 juta (walau saya pribadi dapatnya 5 juta 😅).
Yup Card
Selain lewat aplikasi, kita juga dikasih kartu fisik. Bentuknya kayak kartu ATM biasa, ada logo GPN.
Ini alternatif kalau mau pakai limit paylater-nya. Fungsinya mirip kartu debit, bisa dipakai di mesin EDC manapun. Cukup nolong sih, terutama kalau pas smartphone kita lagi low-batt atau sinyal internet mendadak hilang pas di kasir.
Yup Pinjaman Online (Dana Tunai)
Fitur ini juga ada, tapi rasanya kayak pelengkap aja. Nggak digenjot promosinya kayak si paylater. Mereka juga nggak gembar-gembor soal limit pinjaman tunainya.
Kesan yang saya tangkap, Yup mau bilang, “Fokus kami di paylater, tapi kalau kamu butuh dana tunai cepat, kami ada kok.”
Hati-hati soal Bunga dan Denda
Ini bagian paling penting kalau kita bicara soal utang-piutang, kan?
Yang menarik, untuk layanan PayLater tenor 30 hari (atau bayar bulan depan), Yup mengenakan bunga 0%. Enak, kan?
Tapi, ada tapinya.
Bunga 0% itu berlaku HANYA jika kamu bayar lunas dan TEPAT WAKTU.
Kalau kamu telat bayar? Nah, di sinilah harus hati-hati. Yup menerapkan denda 0,3% per hari. Kelihatannya kecil? Tunggu dulu.
Perhitungan denda ini, setahu saya, dihitung mundur sejak tanggal transaksi, bukan cuma dari tanggal jatuh tempo. Jadi, kalau kamu telat bayar sehari aja, dendanya bisa dihitung akumulatif (misalnya) 40 hari (30 hari periode plus 10 hari grace period). Ini bisa bikin bengkak banget.
Untuk cicilan (3, 6, 12 bulan), tentu ada bunga yang berlaku, kisarannya antara 2% sampai 6% per bulan, tergantung profil risiko dan tenor.
Sistem tagihannya pakai sistem tutup buku. Jadi, tanggal jatuh tempo kamu bakal sama setiap bulannya, bukan 30 hari pas setelah kamu transaksi.
Pengalaman Saya Pakai Yup
Oke, sekarang bagian review pemakaian sehari-hari.
Tampilan Aplikasi (UI/UX)
Jujur, pas pertama buka aplikasinya, kesan pertama saya adalah: “Rame.” 😅
Tampilannya mirip e-wallet dengan warna coral merah yang cukup nyala. Di halaman utama, banyak banget menu numpuk: Pulsa, Listrik, Flight, Bayar eCommerce, Dana Instan, Tagihan, dll. Menu QRIS-nya dibikin besar di tengah bawah.
Walaupun ramai, aplikasinya sendiri lancar kok. Ukurannya memang di atas 100 MB, tapi selama saya pakai sih nggak ada lag atau loading lama yang bikin kesal.
Kecepatan Transaksi
Saya beberapa kali pakai Yup buat bayar di tempat makan. Prosesnya? Cepat.
Kita scan QRIS, masukkan PIN, transaksi beres. Nggak ada jeda (delay) aneh, padahal kan sumber dananya dari paylater. Rasanya kayak bayar pakai e-wallet biasa aja.
Yang saya suka, kita bisa pilih tenor pas transaksi. Dan hebatnya, kalaupun kita buru-buru di kasir dan asal pilih tenor 30 hari, kita masih bisa ubah tenor itu jadi cicilan lewat aplikasi (selama belum pernah diubah sebelumnya). Ini fleksibel banget.
Soal Keamanan dan Legalitas
Aman nggak nih?
- Dari sisi aplikasi: Menurut saya sudah standar bagus. Transaksi wajib pakai PIN. Aplikasi cuma bisa jalan di satu device. Kalau mau login di HP baru, harus masukkan OTP dan verifikasi wajah. HP lama otomatis logout.
- Dari sisi legalitas: Yup ini dioperasikan oleh PT Finture Tech Indonesia. Saya cek, mereka terdaftar di OJK sebagai Penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD). Karena mereka agregator, mitra penyedia pinjamannya (seperti Sama Kita atau Bank Sampoerna) juga sudah berizin OJK.
Kelebihan dan Kekurangan (Versi Saya)
Saya coba rangkum ya, plus-minusnya dari kacamata pengguna.
Kelebihan Yup:
- Daftar cepat. Pengalaman saya cuma 5 menitan, padahal mereka bilang bisa sampai 1 jam.
- Limit besar. (Klaimnya) bisa sampai 100 juta.
- Bunga 0% untuk tenor 30 hari (asal disiplin bayar).
- Kelebihan utamanya: Bebas dipakai di semua merchant QRIS. Ini juara banget.
- Fleksibel, bisa ubah tenor setelah transaksi selesai.
Kekurangan Yup:
- Denda/Bunga keterlambatan. Ini jebakan utamanya. Kalau telat, bunganya dihitung rapel dari tanggal transaksi. Harus super disiplin.
- Yup cuma perantara. Artinya, data kita pasti di-share ke mitra penyedia pinjamannya. Buat sebagian orang, ini mungkin jadi isu privasi.
- Potensi biaya lebih tinggi. Karena Yup ini “pihak ketiga”, kemungkinan bunga cicilan atau biaya lainnya sedikit lebih tinggi dibanding kalau kita pinjam langsung ke penyedia utamanya (karena mereka juga perlu ambil untung).
Kesimpulan: Yup Cocok Buat Siapa?
Setelah saya coba-coba, saya lihat Yup ini bukan buat nyaingin paylater macam Kredivo atau Akulaku secara head-to-head di ranah online.
Kekuatan utama Yup ada di transaksi offline.
Kemampuan pakai QRIS di warung kopi, restoran, toko baju, atau minimarket mana aja itu yang bikin Yup beda. Dia lebih mirip “kartu kredit digital” ketimbang paylater pada umumnya.
Jadi, kalau kamu orang yang sering transaksi offline dan butuh fleksibilitas bayar tempo tanpa pusing mikirin merchant-nya kerja sama atau enggak, Yup ini sangat layak dicoba.
Tapi, kalau kebutuhan kamu lebih banyak buat belanja online atau kamu sudah nyaman dengan ekosistem paylater lain, Yup mungkin nggak menawarkan sesuatu yang baru. Untuk pinjaman tunainya juga, menurut saya masih ada aplikasi lain yang lebih fokus dan (mungkin) lebih baik penawarannya.
Nilai sendiri ya, apakah model paylater QRIS serba bisa ini sesuai dengan kebutuhan kamu.
Sekian dari saya dan terima kasih.
